ECO-ENZYME

            Indonesia merupakan negara yang mempunyai jumlah penduduk 273,8 juta jiwa pertahun 2021, dengan jumlah penduduk yang sangat banyak tersebut tentu tingkat komsumsi di Indonesia sangatlah tinggi, banyak barang-barang yang menggunakan bahan plastik. Penggunaan plastik tersebut dapat memicu terjadinya penumpukan sampah an-organik. Selain sampah an-organik, ada juga penumpukan sampah organik yang bersumber dari limbah sampah rumah tangga dan juga rumah makan, restoran, cafe , dan lain sebagainya. Untuk mengatasai masalah sampah ini, sejak 1980-an seorang peneliti dari Thailand, Dr. Rosukon Poompanvong, yang juga adalah seorang pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand, telah melakukan penelitian tetangecoenzyme atau enzim sampah (Eco-Enzyme Nusantara, 2020). Hasil penelitiannya menemukan manfaat dari eco-enzyme yang dibuat dari sampah organik untuk kehidupan sehari-hari (Pribadi,dkk,2022).
               Manfaat dari eco-enzyme sendiri adalah sebagai berikut (Tim Eko Enzim Nusantara, 2020):

1. Cairan pembersih yang digunakan untuk pembersih lantai, kaca, atau permukaan perabotan plastik.
2. Pupuk tanaman. Eco-Enzyme berguna untuk menyuburkan tanaman, menghilangkan hama, dan meningkatkan kualitas dan rasa buah serta sayuran yang ditanam.
3. Pengusir haam. Eco- Enzyme sangat efektif untuk mengatur hama tanaman seperti anggrek dan sayur-sayuran bahkan hama atau hewan yang mengganggu di sekitar rumah, seperti kecoa, semut, lalat, nyamuk, dan serangga ( Rijal,dkk, 2021).

            

(Eco-Enzyme dari kulit manggis_Ursa Research)


            Kelebihan  yang dihasilkan dari eco enzyme adalah membantu siklus alam seperti memudahkan menyembukan tanaman berbagai fertiilizer), mengobati tanah dan juga membersihkan air yang tercemar  (kumar et aim 2019) karena natural dan bebas dari bahan kimia, eco enzyme mudah terurai, serta tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan serta yang paling utama keistimewaaan dari eco enzyme ini adalah tidak memerlukan lahan yang luas untuk proses fermentasinya serta bahan bahan yang digunakan bisa didapatkan dengan sangat mudah (Rijal, dkk, 2021).

            Adapun cara untuk membuat Eco-Enzyme ini yaitu :

1. Gunakan perbandingan 1:3:10, dengan 1 untuk gula (gula pasir, gula jawa, molase), 3 untuk limbah sampah yang digunakan (di sini kami menggunakan limbah kulit manggis), dan 10 untuk air.
2. Bersihkan botol yang digunakan untuk memfermentasikan kulit manggis.
3. Masukkan gula sesuai dengan takaran yang digunakan.
4. Masukkan potongan kulit manggis yang sudah ditimbang sesuai takaran.
5. Masukkan air sebanyak takaran yang digunakan.
6. Tutup dengan rapat botol lalu campur semua bahan hingga gula larut.
7.  Beri label pembuatan dan tanggal panen.
8. Simpan ditempat yang teduh dan terhindar dari sinar matahari langsung.
9. Selama satu minggu pertama buka tutup botol untuk menghilangkan gas dan diaduk.
10. Pada hari ke-30 dan hari ke-90, buka tutup botol untuk pengecekan tanpa diaduk.
11.  Apabila proses fermentasi berjalan dengan baik, setelah satu bulan larutan fermentasi akan beraroma alkohol dan setelah dua bulan beraroma asam segar seperti cuka.
12. Setelah proses fermentasi selama 90 hari, buka tutup botol lalu saring eco enzyme dan pindahkan ke botol lain yang bersih.

 
        Cara mengaplikasikan cairan eco-enzyme sangat mudah yaitu dengan mencampurkan 30 ml cairan eco-enzyme ke dalam 2 liter air, lalu seprotkan pada tanaman. Perlu juga diingat, jangan menggunakan 100% eco-enzyme kepada tanah atau tanamn karena dapat menyebabkan tanah menjadi asam dan tanaman menjadi layu atau melimbulkan efek "membakar" pada tumbuhan. 

        











0 Komentar